Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Tuesday 23 December 2008

Bukti adanya Allah

Beriman bahawa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahawa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.
Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Kerana itu, tidak hairan jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka, menurut mereka.

Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat dengan seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?”
Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berfikir orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.
Maaf jika kamu semua menunggu lama. Kerana hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jambatannya hanyut dan saya tak dapat menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pokok tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya boleh menyeberang sungai dengan perahu tersebut.” Ungkapan orang alim itu.

Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang ramai, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Mustahil pohon boleh jadi perahu dengan sendirinya. Mana boleh perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang ramai pun tertawa riuh.
Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kamu semua percaya bahawa perahu tidak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kamu percaya bahawa bumi, langit, dan seisinya boleh ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sukar, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini?
Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sedar bahawa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.
Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat, kerana dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.
Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan.

“Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Jerit si Atheist mengaduh.
Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?”
Ini... sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.
Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang yang hadir.
Mereka berkata, “Tidak!”
Nah, meskipun kita tidak dapat melihat sakit, bukan bererti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Kerana kita tidak boleh melihat Tuhan, bukan bererti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Walaupun kita tidak boleh melihatNya, tapi kita dapat merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim berkata.

Sederhana saja pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahawa Tuhan itu tidak ada hanya kerana panca indera manusia tidak dapat mengetahui kewujudan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.
Berapa banyak benda yang tidak dapat dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?
Betapa banyak benda langit yang jaraknya bejuta-juta batu, bahkan mungkin jutaan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak mampu melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia boleh melihatnya jika meletakkan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat).
Berapa banyak gelombang (radio, elektromagnetik, dan lain-lain) yang tak mampu dilihat, tapi ternyata hal itu ada.
Benda itu ada, tapi panca indera manusialah yang membataskannya, sehingga tidak mengetahui kewujudannya.

Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Kadang-kadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian juga suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak dapat didengar, ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui kewujudan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui kewujudan Yang Maha Pencipta!

Memang sukar membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, kenderaan, TV, dan lain-lain, memang tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.
Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks.

Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagat Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, kerana jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.

Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 minit, maka seluruh Jagat Raya baru boleh ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.

Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al-Furqan:61]

Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kenderaan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Walau bagaimanapun, ribuan kemalangan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meskipun ada yang mengatur, tetap terjadi kemalangan lalu lintas.

Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada kemusnahan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menembusi bulan, atau bulan menghancurkan matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polis, atau pun pilot yang memandukannya. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi kerana adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahawa Tuhan itu ada.

Firman Allah (Surah Yunus : ayat 5) ; “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkanNya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

.

Firman Allah (Surah Yaasiin : ayat 40) ; “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”

.

Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:

Firman Allah (Surah ar-Ra'du : ayat 2); “Allahlah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhlukNya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”

.

Firman Allah (Surah ali-Imran : ayat 191) ; “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

.

Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta:
Firman Allah (Surah al-Waaqi'ah : ayat 58 - 59) ; “Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?

.

Firman Allah (Surah al-Waaqi'ah : ayat 63 - 64) ; “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?

.

Firman Allah (Surah al-Waaqi'ah : ayat 72) ; “Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?

.

Dalam ayat yang lain, Allah mencabar pihak lain (manusia) untuk menciptakan lalat jika mereka mampu. Manusia mungkin boleh mencipta robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang boleh beranak-pinak, tak ada satu pun yang mampu menciptakannya kecuali Allah :

.

Firman Allah (Surah al-Hajj : ayat 73) ; “…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.”

.

Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Qur’an lainnya yang menjelaskan bahawa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dialah yang Maha Pencipta.

.

extracted from forwarded email (disesuaikan)

.

No comments:

The Author of Pena Ilham Minda

My photo
Kuala Belait, Brunei
Life has to go on... Life must be fulfilled with as many knowledge and skills as we can... And our life shall always be under the judgement of the Almighty, the One and Only, Allah subhanahu wata'ala and with the guidance of His prophet, Muhammad Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam...